Senin, 14 Februari 2011

My Nabire Diary: Day 3

Bangun jam 05.30 WIT alias 30 menit lbh duluan daripada alarm, ini bikin aku ngerasa dikhianati ;) Di luar hujan. Kata orang, bukan sinchia namanya kalau nggak ujan deras...

Turun, mandi, terus bikin kopi. Hawanya bikin ngantuk... Alex dan Kezia sudah bangun, nonton TV sambil soal rencana main ke pantai. Aku sendiri nggak yakin, mengingat hujan nggak kunjung kelar.

Debur ombak terdengar jelas banget. stereo. bikin merinding aja, mengingat laut cuma 100 meter dari asrama.

Menjelang siang, Kak Sam dan Kak Yoke konfirmasi, rencana ke pantai tetap ada. Yess! "Ayo Sem, siap-siap kita!"

Nggak tahu aja, aku udh siapkan baju ganti, snorkel, dan masker. siap kapan pun nyebur. Jam 11, masih hujan, kami berangkat dengan Rian, Obet, dan Daniel.

Aku duduk di depan dg Kezia dan pak supir yang bekerja mengendalikan kuda besinya supaya baik jalannya... ini kasih gue keuntungan utk lihat Nabire dengan leluasa.

Pertama-tama, beli jeruk nabire yang kondang itu di Wonorejo. Nama yang sangat jawa! jeruk ini istimewa: ukurannya medium, kulitnya sangat tipis, dagingnya oranye muda, rasanya manis-asam-segar. lebih banyak manis dan segarnya.



Selanjutnya ke rumah Mbak Linda yang jual kebutuhan untuk berkebun: bibit, alat-alat, pupuk dsb. Mbak Linda adalah teman Kak Yoke. Dia bawa serta dua orang lainnya.

Sepanjang jalan, kanan-kirinya hutan. Kiri ke arah pantai, kanan ke perbukitan yang penuh hutan lebat. Aku belum pernah lihat yang seperti ini, jadi aku pun berusaha mengingat-ingat di mana lokasi lain yang mirip dengan ini. tentu aja nggak ada.

setiap lewat jembatan, aku tanya, "ada buaya muara di sini?" Reptil menawan--dan menakutkan--ini ternyata sudah jarang ditemukan di Nabire.

di samping kiri, pantai sesekali terlihat di balik rimbunan vegetasi. sementara itu, gerimis masih saja awet membasahi bumi Papua...

Setelah satu jam, beberapa kali jembatan dan belokan, sampailah di pantai Nusi. Di seberang, Pulau Nusi terihat jelas. Pulau seukuran (sekitar) dua kali lapangan bola, penuh pohon kelapa yang menjulang di atas pepohonan lainnya. Ada atap rumah terlihat mengintip di balik rimbunanya pepohonan. Ah, andai aku bisa ke sana!


Sebenarnya Alex pengen ke Lagari, tapi karena sudah sore, akhirnya mobil kembali, meluncur ke entrance Pantai Nusi. Karena ini hari libur, pantai cukup ramai. Langit di atas kepala sedikit redup, sebenarnya malas juga nyemplung mengingat pasirnya hitam dan hanya sedikit yang berenang. Tapi mengingat udah jauh-jauh kemari... Ganti baju, langsung bawa snorkel n goggle masuk air yang ademmm!

ternyata visibility bagus walau pasirnya hitam. di bawah ternyata padang lamun. rumput lautnya mirip daun-daun lilium atau amaryllis: panjang dan tebal. juga berlendir. Jarak 5 m dari pantai, aku sudah nemu teripang!

belum apa-apa, aku ngerasa ada yang aneh! kenapa udara beraroma hmmm apa ya? kapur barus!!!

ternyata, snorkel pinjaman Ocha ini wangi kapur baruss..... makanya dada sesak! lepas dan bilas snorkel dengan air laut, ulang-ulang. hasilnya?? masih wangi aja!


Akhirnya aku tetap bisa nikmati pemandangan bawah laut dengan aroma asing ini :) kulihat karangnya besar-besar tapi mati, terserak luas. tapi di sela-selanya tumbuh koloni karang sebesar telapak tangan. beberapa di antaranya adalah karang api... ini adalah tanda-tanda regenerasi. ikan-ikan sangat jarang terlihat. mereka berukuran kecil! tak sampai sepanjang 15 cm! bahkan ikan-ikan kakatua sangat kecil. tak mengapa. ini pun tanda-tanda regenerasi.

Benar saja, Kak Yoke, mantan peneliti WWF konfirmasi, dulu orang suka memakai bom untuk tangkap ikan. kini sudah dilarang. bagus lah!

Setelah itu, makan siang di sebuah "warung jawa". aku pesan mujair goreng plus nasi yang di luar dugaan sangat enak. ikannya pun besar, setelapak tangan. sambalnya nikmat. lalapannya seperti belum pernah kutemui sebelumnya: terong goreng, kemangi, timun...sedap!


Setelah itu, pulang.... melelahkan, tapi seru!! 

2 komentar:

barruu mengatakan...

nabire kelahiranku,.
aku sangat merindukanya..

SemSa mengatakan...

oh ya? kamu di Nabire di daerah mana? lain kali ada waktu banyak, aku pengen ke sana lagi: ke Ahe, ke perkebunan Moenamani, ke Sugapa, ke tambang emas... aku suka kotamu!