Minggu, 25 November 2012

Kisah Dua Kerajaan (Cirebon)

Perjalanan liburan yang dilakukan tiba-tiba selalu seru. Kebanyakan seru. Never mind the chaos, anyway. 
 "Meow!" said MP. "It should be 'Arrrr!' Mind you, it's a tiger," said K.
Begitu lah, MbakRuus, MsWaty, MasMoki, MbakDiah, dan MasPur—kesemuanya MR, MW, MM, MD, dan MP—naik kereta kelas bisnis ke Cirebon. Wow, wow, wow, begitu MP terkagum karena kali ini tidak ada penumpang duduk di lantai kereta. Di dua perjalanan MP sebelumnya di kelas bisnis (Jogja-Bandung, Jakarta-Surabaya), banyak penumpang gelap duduk di lantai kereta. Salut buat PT KAI untuk terobosan ini. Cirebon Ekspres kelas Bisnis pun jadi menyenangkan, terlebih lagi tak ada yang merokok. MD, duduk di samping MP, terlihat sangat hanyut dalam kenyamanan. Dia dibuai lantunan Edo Kondologit: “…kulitku hitam, rambut keriting, aku Papua…

Sesampai di Cirebon, mereka langsung mengarah ke kompleks keraton. Setelah membayar Rp5.000/orang, mereka masuk. Di sebelah kiri, ada museum yang sedang dipugar, begitu juga bangunan di seberangnya. Mereka pun masuk—dengan suka cita—melalui pintu gerbang batu bata. MP langsung teringat ke Masjid Kudus yang masih terinspirasi candi-candi Hindu ala Jawa Timuran. Banyak bagian bangunan Kraton yang memakai batu bata, macam kompleks bangunan kuno Majapahit di Mojokerto. Tak jauh dari situ terlihatlah pendopo besar dengan banyak tiang penyokong. Mungkin di masa lalu, pendopo itu hiruk-pikuk dengan kesenian…. MP hanya bisa membayangkan saja. Dia sedikit menyesal tak datang saat kirab budaya sehari sebelumnya.
Setelah berfoto di pintu gerbang—yang dimasuki dengan suka cita tadi—mereka pergi ke bangunan di sebelah. Façade-nya putih. Putihnya terlihat seperti putih kapur, sehingga MP berpikir, apa yang ada di balik pelapur putih itu? Apakah itu susunan batu bata? Mengapa banyak keramik di dindingnya?

Pelat keramik itu ternyata bergambar: kapal, bangunan mirip kincir angin, unggas. Masuk ke dalam ruang yang dahulu adalah tempat raja dan para petinggi rapat, ternyata banyak keramik yang menutupi dindingnya. Ada panel warna biru, ada panel warna cokelat.

Panel biru bergambar tentang aktivitas sehari-hari. Ada kapal, ada bangunan mirip kincir angin, dan ada unggas. Di keramik biru, ada pula berbentuk bulat, seperti piring. Di situ ada gambar rumah bergaya arsitektur China.

Namun, yang paling menarik MP adalah panel warna cokelat. Panel itu malah penuh gambar dari kisah-kisah di Alkitab. MP cukup heran, mengingat ini kesultanan Islam. Dia pun langsung terbawa ke kisah-kisah di Sekolah Minggu….


Hampir setiap panel MP kenali kisahnya.

Yang ini kisah Yesus dan murid-muridNya sedang menjala ikan. Murid-murid ini sudah seharian jala ikan di Danau Galilea, tapi nggak dapat seekor pun. Waktu Yesus bilang, lemparkan ke sisi kanan. Dapet deh mereka sampai kapal oleng. Dihitung, ada 150 ekor lebih. Yesus sendiri sudah siapkan bara api, tinggal bakar ikan.

"Ini Bileam!" kata satu suara. Seperti biasa, saat MP sedang mencoba menggali ingatan di otak kelabunya, KV hadir.

KV: Dia lari dari tugas, kalau tidak salah?

MP: Sepertinya ya. Dia naik keledai dan keledai ini selalu mundur sampai Bileam jatuh. Si keledai pun dihardik dan dipukul. Oleh Tuhan, si keledai dibukakan mulutnya dan binatang itu pun berkata-kata, “Kenapa kamu marahi aku? Di depan ada malaikat menghunus pedang!” Bileam pun langsung minta ampun ke Tuhan.

KV: Bileam pasti terguncang setengah mati mendengar keledai bicara dan keledai bawa berita menyeramkan. Luar biasa. 

MP: Itulah alasan aku percaya, binatang dapat diajak bicara.

KV: Daud mengalahkan Goliath. Manusia raksasa ini tingginya 3 meter.

MP: Wah, dia bisa jadi atlet basket tenar. 

KV diam saja, merasa tak perlu mengomentari celetukan MP.



MP: Ini alasan mengapa bahasa manusia berbeda-beda.

KV: Karena orang-orang membangun menara Babel yang tingginya sampai ke langit “untuk menyaingi Tuhan”. 

MP: Masak Tuhan marah kalau mereka bangun menara sampai ke langit?

KV: Tuhan marah dan membuat mereka berbahasa macam-macam dan mereka saling bingung dan karena itu, diaspora terjadi. 

MP: Pasti bukan karena itu Tuhan marah, buktinya sekarang banyak gedung yang mencapai langit.


KV: “Kalau kamu minum dari air milikku, kamu tidak akan haus lagi,” kata Yesus ke perempuan yang mau ambil air di sumur ini. Si Perempuan itu tentu langsung mau air itu. Tapi, yang Yesus maksud adalah damai sejahtera, air untuk jiwa yang dahaga.

MP: Kenapa Yesus suka sekali bicara dalam bahasa kiasan?

KV: Entahlah. Singkat cerita, setelah mengobrol di tepi sumur, perempuan yang punya lebih dari dua suami ini mengikuti ajaran Yesus.

KV: Ini pastilah para cendekia dari tempat yang jauh. Mereka mengikuti bintang yang mengarahkan mereka ke rumahnya Yesus. Bintang itu pasti spesial dan mereka pun spesial karena bisa membaca pergerakan benda-benda di langit. Mereka bawa emas, mur, dan kemenyan buat Yesus Cilik. Pasti itu berarti banget ya buat Maria dan Yusuf yang hidup pas-pasan. 

MP: Gimana kamu tahu mereka miskin?

KV: Maria dan Yusuf waktu ibadah ke Bait Allah, mereka bawa burung tekukur sebagai korban ucapan syukur. Buat yang lebih mampu, mereka bawa mamalia kaki empat macam domba.

MP: Air bah, banjir besar. Le deluge! 

KV: Nuh, istri, tiga anak, tiga mantu selamat karena mereka bikin bahtera. 

MP: Tiga anak Nuh: Sem, Ham, Yafet. Namaku disebut.

KV: Ya. Kenapa tidak disebut nama istri Nuh? Juga nama-nama mantu mereka?

MP: Pertanyaan yang nggak pernah aku pikirkan sebalumnya. Aku sendiri lebih tertarik mencari tahu alasan kenapa hanya delapan manusia yang diselamatkan bersama hewan-hewan? Apakah ada dinosaurus masuk di bahtera?

MP: Panel yang ini membingungkan. Ini Yesus berdoa di Taman Getsemani ditemani dua murid? Atau ini Saulus? Dua kisah ini punya kesamaan: ada suara dari langit.

KV: Yesus berdoa, Allah Bapa menyahut dari langit. 

MP: Saulus juga! Ini waktu dia jatuh dan ada suara datang dari langit. Saulus kan penyiksa orang-orang Kristen. Dia Yahudi fanatik alias radikal. Dia mengejar orang-orang Kristen dan memenjarakan mereka, memvonis mereka sesat. Akhirnya, setelah satu kecelakaan, dia malah jadi orang Kristen.

KV: Terserah. Bisa Saulus, bisa Yesus. Oh ya, Saulus ganti nama jadi Paulus setelah ikut Yesus.


Ini Yusuf menuntun keledai yang ditunggangi Maria dan Yesus Cilik. Mereka melarikan diri ke Mesir. Saat itu, Timur Tengah dikuasai Roma dan rajanya membunuhi bayi laki-laki karena dia dengar gosip, raja yang akan menggulingkan Roma telah lahir.



MP: Simson alias Samson. Dia bunuh singa dengan dua tangan. Hebat!

KV: Lebih hebat lagi, setelah itu, lebah-lebah bersarang di bangkai singa itu dan Simson mengambil madunya. Dari situlah lahir tebakan, “Dari yang kuat keluar makanan. Apakah itu?” 

MP: Apakah karena perbuatan Simson itu, kini singa punah dari wilayah Timur Tengah? 



MP: Ini siapa coba? Masak manusia berkelahi dengan malaikat?

KV: Ini Yakub lagi bergulat dengan malaikat. Kisahnya ada di kitab Taurat yang pertama. Yakub melarikan diri dari dendam abangnya, nah malam-malam dia ketemu orang. Tidak dicatat kitab itu, apa alasan mereka bergulat. Dia nggak sadar, pria itu malaikat.

MP: Kok dia nggak tahu itu malaikat? Nih lihat, orang ini pakai sayap.

KV: Jangan literer, ini ilustrasi. 

MP: Pasti pas berantem, malaikat itu nggak pakai sayap alias nggak menampakkan diri dengan sayap.

KV: Paginya, Yakub kalah dan sebelum pria itu pergi, Yakub minta diberkati. Entah apa maksudnya dia kok malah minta didoakan sama orang asing. Sehabis itu, malaikat menghilang. Yakub ketakutan dan bilang, aku sudah melihat wajah Tuhan dan tidak mati. 

MP: Tampaknya, Tuhan dulu sangat membatasi interaksi dengan manusia.

KV: Maksudnya?

MP: Sekarang banyak orang bilang, saya bertemu Tuhan secara pribadi.



MP: Menarik. Keramik ini pecah dan ditambal. Yesus memanggul salib.

KV: Diberkatilah siapa pun dia yang menembal kembali keramik yang pecah ini.

                                       ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ketika mereka berlima balik ke mobil, mereka baca Lonely Planet Indonesia, barulah mereka menyadari bahwa mereka baru saja mengunjungi dua keraton. Dua kerajaan. Lol!

"Dua? Lho, yang tadi?" begitu pekik MW.

"Keraton Kanomanan yang mana?" tanya MD.

"Yang lagi dipugar, termasuk tempat yang mereka sebut pendopo plus replika kereta kencana Singa Barong," jawab MP.

"Mana yang satu lagi?" tanya MR.

"Itu yang banyak panel keramik. Namanya Keraton Kasepuhan," jawab MP.  

"Nah, di mana ketemu bapak-bapak yang menawarkan minyak urapan?" tanya MP ke MM.

"Di Keraton Kasepuhan," jawab MM.


Kembali ke Lonely Planet Indonesia milik MM: Di abad ke-15 berdirilah Cirebon menjadi kesultanan Islam pertama di Jawa Barat. Cirebon makin jaya di bawah kepemimpinan Sunan Gunungjati pada abad ke-16.
Ini pastinya burung hong alias phoenix. Unggas ini, menurut legenda, bangkit dari api, menyimbolkan kejayaan. 

Sebagai pelabuhan yang padat karya, Cirebon menarik minat banyak bangsa, terutama Belanda dan China. Demikianlah, dua keraton yang saling berdampingan ini--Keraton Kanomanan dan Keraton Kasepuhan--masih menggaungkan pengaruh banyak kebudayaan dalam hal arsitektur dan interiornya sebagai bukti harmoni.

Senin, 12 November 2012

Raining On The Inside

When all goodbyes
Are said and done,
And nighttime finds you home,
Are you all right
To spend a night
Of being all alone?

And do you hide
Between the lines
Of conversations past?
A wall of words,
A heart unheard,
That hides behind a mask?

I'm raining on the inside;
My heart wells up with tears that start to pour.
I'm raining on the inside,
But then Your cries of love break through,
And I fall in love with You once more.

When friends who care
Can't be there
To ease away my pain,
And peace of mind,
It's hard to find,
Like sunlight in the rain.

God sees my heart,
The deepest part,
Inside this lonely me,
And reachin' in,
His love begins
To heal the heart in me.

I'm raining on the inside;
Oh, my heart weels up with tears that start to pour.
I'm raining on the inside,
But then Your cries of love break through,
And I fall in love with You once more.

Sometimes we're raining on the inside,
And our hearts well up with tears that start to pour.
But when we're raining on the inside,
Let His cries of love break through,
Know that He loves you, once more....

Sometimes I'm raining on the inside,
But then Your cries of love break through,
And I fall in love with You once more